Anak Muda Pun Bisa Berwakaf: Inspirasi Beramal Tanpa Menunggu Nanti

Oleh TIM WaCIDS, Dibuat tanggal 2024-12-06

Berwakaf seringkali dikaitkan dengan orang-orang yang sudah mapan secara finansial. Namun, persepsi ini perlu diubah. Nyatanya, anak muda pun bisa dan bahkan sangat dianjurkan untuk mulai berwakaf sejak usia dini. Wakaf tidak harus dengan jumlah yang besar, yang terpenting adalah niat dan konsistensi dalam beramal. Berikut adalah hal yang dapat dilakukan bagi anak muda untuk dapat berwakaf mulai sekarang:

1. Manfaatkan penghasilan sendiri. Anak muda yang sudah memiliki penghasilan dapat menyisihkan sebagian untuk berwakaf. Memulai wakaf sejak usia produktif akan dapat membentuk kebiasaan beramal yang baik.

2. Menyisihkan uang jajan. Bagi anak muda yang belum berpenghasilan, mereka bisa berwakaf dengan menyisihkan sebagian uang jajan yang didapatkan dari orang tua. Peran guru atau dosen untuk mengenalkan pentingnya dampak wakaf bagi umat sangat besar dalam hal ini.

3. Manfaatkan kemudahan wakaf digital. Anak muda yang terbiasa dengan teknologi dapat memanfaatkan kemudahan pembayaran wakaf secara digital. Banyak aplikasi dan platform wakaf digital yang memudahkan anak muda untuk berpartisipasi.

4. Wakaf berkelompok dengan teman. Anak muda dapat bergabung dengan komunitas atau organisasi yang mengelola wakaf. Melalui kontribusi bersama teman-teman, jumlah wakaf yang terkumpul akan lebih besar.

5. Mulai dari hal kecil. Tidak perlu khawatir jika tidak memiliki dana besar untuk berwakaf. Wkaf dapat dilakukan dengan jumlah yang terjangkau, yang terpenting adalah niat dan konsistensi.

Berwakaf lebih baik jika dimulai sedini mungkin, tidak perlu menunggu tua atau kaya. Berikut adalah beberapa cara bagi anak muda untuk dapat mulai berwakaf dengan jumlah yang terjangkau:

1. Mulai dengan uang jajan. Anak muda yang masih mendapatkan uang saku atau uang jajan dari orang tua dapat menyisihkan sebagian kecil untuk disumbangkan melalui wakaf. Misalnya menyisihkan RP5.000,00 - Rp10.000,00 setiap minggu atau bulan merupakan jumlah yang terjangkau bagi anak muda.

2. Mangalokasikan pendapatan dari pekerjaan part-time. Banyak anak muda yang memiliki pekerjaan sampingan, seperti menjadi penjaga toko, barista, atau tutor. Mengalokasikan sebagian penghasilan dari pekerjaan part-time untuk berwakaf adalah cara yang sangat baik.

3. Berpartisipasi dalam wakaf kolektif. Anak muda dapat bergabung dengan komunitas atau organisasi yang mengelola program wakaf kolektif. Dengan bergabung secara berkelompok, anak muda dapat berkontribusi dengan jumlah yang terjangkau namun mampu menghasilkan dampak yang lebih besar.

4. Wakaf barang bekas yang masih layak. Selain wakaf uang, anak muda juga dapat berwakaf dengan menyumbangkan barang-barang bekas yang masih layak pakai. Misalnya buku, peralatan elektronik, atau pakaian yang masih bagus.

5. Wakaf dalam bentuk waktu dan tenaga. Bagi anak muda yang belum memiliki dana lebih, wakaf dapat dilakukan dalam bentuk menyumbangkan waktu dan tenaga. Seperti membantu kegiatan sosial, pengajian, atau kegiatan keagamaan lainnya.

Anak muda jangan ragu untuk mulai berwakaf. Wakaf tidak harus dengan jumlah besar, yang terpenting adalah niat baik dan konsistensi dalam beramal. Dengan membiasakan diri berwakaf sejak usia dini, anak muda dapat berkontribusi nyata untuk kebaikan bersama. Melalui wakaf, anak muda dapat saling memberikan inspirasi untuk menciptakan generasi yang peduli dan gemar bersedekah jariyah. Penting untuk diingat, bahwa yang terpenting dalam berwakaf adalah niat dan konsistensi, bukan jumlah nominal. Anak muda dapat memulai dari hal-hal kecil yang terjangkau, kemudian secara bertahap meningkatkan jumlah wakaf sesuai dengan kemampuan.

Oleh: Defri Irham Gufronny dan Farokhah Muzayinatun Niswah

Kutip artikel ini:

Gufronny, D.I & Niswah, F.M. (6 Desember 2024). Anak Muda Pun Bisa Berwakaf: Inspirasi Beramal Tanpa Menunggu Nanti:https://wacids.org/detailopini/Anak%20Muda%20Pun%20Bisa%20Berwakaf%3A%20Inspirasi%20Beramal%20Tanpa%20Menunggu%20Nanti