Oleh Tim Konten WaCIDS, Dibuat tanggal 2024-03-25
Wakaf di Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan kontribusi sosial-ekonomi. Namun, dalam perkembangannya aspek literasi dan trust masyarakat mengenai wakaf masih menjadi kendala utama.
Wakaf dianggap sebagai instrumen keuangan syariah yang memiliki potensi besar di Indonesia, diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Badan Wakaf Indonesia (BWI) memproyeksikan bahwa nilai pengumpulan wakaf uang di Indonesia dapat mencapai Rp180 triliun per tahun.
Berdasarkan Sistem Informasi Wakaf Kementerian Agama, hingga tahun 2022, tanah wakaf di Indonesia mencapai 440 ribu titik dengan luas 57,2 hektar. Data tersebut juga berhubungan dengan peningkatan Indeks Wakaf Nasional 2021 dari kategori “kurang” menjadi “cukup” pada tahun 2022 (Beik, 2022).
Inovasi dalam model wakaf menjadi kunci peningkatan potensi wakaf di Indonesia. Namun, perlu dicatat bahwa optimalisasi wakaf sebagai instrumen filantropi dalam menjawab problematika sosial-ekonomi masih memerlukan kajian lebih lanjut. Konseptualisasi wakaf dapat tercapai jika produktivitas dana wakaf dapat ditingkatkan, salah satunya berkaitan dengan hubungan antara wakif dan nadzir.
Mayoritas penduduk Muslim di Indonesia tidak dapat dijadikan tolok ukur perkembangan wakaf di negara ini. Wakaf memiliki peran yang unik dan berbeda dengan zakat sebagai instrumen filantropi. Zakat mempunyai sifat yang memaksa umat Muslim untuk mengeluarkannya, sedangkan hal ini tidak berlaku pada wakaf yang termasuk dalam kategori sunah. Artinya, kontribusi wakaf terhadap ekonomi sosial dapat optimal jika wakif memiliki kesadaran tinggi untuk berwakaf. Oleh karena itu, literasi wakaf yang dimiliki oleh umat Muslim di Indonesia akan berhubungan erat dengan kenyataan ini.
Hingga tahun 2020, data menunjukkan bahwa literasi wakaf di Indonesia masih rendah dan masih merupakan tantangan yang harus diatasi (Utami, 2023). Literasi tidak hanya berhubungan dengan pengetahuan tentang wakaf, tetapi juga dengan respon masyarakat terhadap informasi dan berita tentang wakaf yang diterima. Peningkatan literasi akan menjadi kunci bagi peningkatan wakaf, karena hukum wakaf yang masuk dalam kategori sunah mensyaratkan adanya trust dan religiusitas yang tinggi di kalangan masyarakat Muslim.
Perbedaan latar belakang budaya mempengaruhi perilaku, persepsi, dan pemikiran seorang Muslim dalam berwakaf (Maulina, 2023). Pernyataan ini sejalan dengan penjelasan teoritis religiusitas bahwa individu dengan tingkat religiusitas intrinsik cenderung mematuhi seluruh ajaran agama dalam kehidupan, sementara individu dengan tingkat religiusitas ekstrinsik cenderung menjalankan perintah agama sesuai dengan apa yang mereka lakukan (Çavuşoĝlu et al., 2023).
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat Indonesia memiliki tingkat religiusitas intrinsik untuk berkontribusi dalam berwakaf. Namun, dalam situasi tertentu, individu juga membutuhkan penjelasan rasional dan faktual untuk melakukan suatu amal atau perbuatan, termasuk dalam berwakaf.
Penjelasan rasional dan faktual ini diharapkan dapat terwujud melalui literasi wakaf dan meningkatkan kepercayaan masyarakat Muslim untuk berwakaf. Kepercayaan terhadap institusi atau kepada nadzir akan menjadi dasar utama untuk mendorong masyarakat Muslim berwakaf.
Namun, tanggung jawab atas kepercayaan tersebut juga perlu dijaga dan dirawat oleh nadzir untuk memastikan produktivitas wakaf dapat terus berlangsung. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mewujudkan peran wakaf dalam menjawab problematika sosial-ekonomi di Indonesia.
Oleh : Ahmad Febriyanto & Iskandar
Kutip Artikel ini:
Febiranto, A., & Iskandar, I. (25 Maret 2024). Peran Literasi, Kepercayaan, dan Religiusitas dalam Optimalisasi Produktivitas Wakaf: https://wacids.or.id/2024/03/25/peran-literasi-kepercayaan-dan-religiusitas-dalam-optimalisasi-produktivitas-wakaf/
Referensi:
Beik, I. . (2022). Proyeksi Pengelolaan Wakaf Tahun 2023. Badan Wakaf Indonesia. https://www.bwi.go.id/8541/2022/12/23/proyeksi-pengelolaan-wakaf-tahun-2023/
Çavuşoĝlu, S., Demirağ, B., Durmaz, Y., & Tutuş, G. (2023). Effects of intrinsic and extrinsic religiosity on value-expressive and social-adjustive attitude functions towards product. Journal of Islamic Marketing, 14(2), 586–606. https://doi.org/10.1108/JIMA-02-2021-0045
Maulina, R. (2023). Menakar Potensi Pengembangan Ragam Model Wakaf Dalam Menjaring Investor Aset Wakaf. Badan Wakaf Indonesia. https://www.bwi.go.id/8834/2023/07/17/menakar-potensi-pengembangan-ragam-model-wakaf-dalam-menjaring-investor-aset-wakaf/
Utami, A. D. (2023). Pekerjaan Rumah Literasi Wakaf Nasional. Republika. https://www.republika.id/posts/43276/pekerjaan-rumah-literasi-wakaf-nasional
Categories: Opini
Tags: #KebaikanWakaf#wakafstrategisWaCIDSwakafwakaf indonesiawakaf produktif